Kaos ecoprint teknik steaming

Workshop Ecoprint Teknik Steaming Bersama Asteraeco

Pada bulan Agustus lalu, saya berkesempatan mengikuti workshop ecoprint bersama Asteraeco dengan jalur orang dalam. Kebetulan usaha ecoprint ini digagas oleh salah satu senior saya di kampus dulu. Bisa dibilang workshop ini ekslusif karena hanya diikuti oleh saya sendiri. Bertempat di kawasan Jalan Damai yang sekaligus menjadi lokasi kebun hidroponik, saya mencoba berkreasi membuat produk ecoprint dengan tangan saya sendiri.

Bunga dan daun untuk ecoprint

Apa itu ecoprint?

Sesuai dengan namanya, ecoprint merupakan teknik penciptaan corak dengan menggunakan dedaunan maupun bunga sehingga lebih ramah lingkungan. Tak hanya pada permukaan kain saja, ecoprint dapat diterapkan pula pada kayu, kertas, kulit, hingga keramik. Motif yang dihasilkan tentu bersifat eksklusif lantaran tercipta dari bunga serta daun yang disusun satu persatu.

Tidak sembarang tanaman dapat dijadikan sebagai bahan ecoprint. Hanya tanaman yang memiliki zat tanin cukup kuat saja yang dapat menciptakan motif-motif cantik dengan teknik ini. Misalnya daun jati yang umumnya memunculkan warna keunguan serta bunga cosmos yang menghasilkan warna jingga. Teknik ecoprint pun bermacam-macam, mulai dari teknik steaming hingga pounding. Kali ini, saya akan berbagi sedikit pengalaman saya ketika mengikuti workshop ecoprint dengan teknik steaming atau kukus.

Tahapan Ecoprint dengan Teknik Steaming

Workshop ecoprint yang saya ikuti kali ini diterapkan pada bahan kain dalam bentuk kaus atau t-shirt. Agar warnanya tidak tembus, diselipkan sehelai plastik pada bagian dalam kaus. Plastik ini dapat digunakan berkali-kali sehingga tidak berakhir begitu saja menjadi sampah.

Scouring dan Mordanting

Scouring merupakan proses pembersihan sisa-sisa kotoran atau zat lilin yang melekat pada kain. Proses scouring dalam ecoprint dilakukan dengan merebus serta merendam kain dalam larutan khusus, kemudian menjemurnya hingga kering. Penjemuran pada tahap ini masih boleh dilakukan di bawah sinar matahari langsung. Untuk mempersingkat waktu, kaus yang digunakan ketika workshop ecoprint bersama Asteraeco sudah melalui proses scouring.

Kain yang sudah melalui proses scouring kemudian melalui tahapan mordanting agar zat warna alami dari daun serta bunga dapat melekat dengan baik. Caranya dengan merendam kain dalam larutan mordant sembari diremas-remas. Tahapan mordanting dilakukan sebanyak dua kali. Pada tahapan mordanting yang pertama, kain perlu didiamkan seharian agar larutan mordant betul-betul terserap pada kain. Proses penjemuran usai mordanting tidak boleh dilakukan di bawah sinar matahari langsung untuk menghindari oksidasi atau perubahan warna kain. Lagi-lagi karena keterbatasan waktu, proses ini juga dilakukan oleh Asteraeco. Baru pada proses mordanting yang kedua saya ikut serta. Pada tahap ini, kain kembali direndam dengan larutan yang sudah tersedia sembari diremas-remas, kemudian dibilas dan diperas hingga tidak meneteskan air.

Menyusun Motif dari Daun dan Bunga

menyusun daun dan bunga ecoprint

Sampailah pada tahap yang paling ditunggu-tunggu dalam workshop ecoprint yakni menyusun dedaunan serta bunga pada kain. Karena penasaran dengan warna-warna yang akhirnya dihasilkan, saya berupaya menggunakan sebanyak mungkin bunga serta daun yang sudah disediakan oleh Asteraeco.

Bungkus, kemudian Kukus

Kaos ecoprint yang siap dikukus

Usai merasa puas dengan susunan daun serta bunga, kain kemudian ditutup dengan plastik dan digilas agar bunga serta daun tadi lebih menempel pada kain. Selanjutnya kain digulung dengan bantuan pipa atau selang dan dibalut dengan selotip serta diikat dengan rafia agar air tidak merembes saat pengukusan. Pengukusan perlu dilakukan selama dua jam agar zat warna alami dapat keluar dengan optimal.

Fiksasi untuk mengunci warna

kaos ecoprint yang sudah selesai dikukus
Tampilan kaus ecoprint usai dikukus selama kurang lebih dua jam

Proses yang tak kalah penting dalam ecoprint adalah fiksasi yang bertujuan agar zat warna alami lebih awet dan melekat pada kain. Fiksasi harus menunggu selama paling tidak tiga hingga tujuh hari setelah kain hasil kukusan diangin-anginkan tanpa boleh terkena sinar matahari. Proses ini juga tidak saya lakukan sendiri.

Sekian dulu pengalaman workshop ecoprint bersama Asteraeco yang pernah saya ikuti. Proses pembuatan corak dengan metode ecoprint memang terbilang cukup memakan waktu sehingga setimpal dengan harga produk yang harus dibayar. Saya cukup beruntung karena dapat mengikuti workshop dengan jalur orang dalam sehingga lebih leluasa dalam menentukan waktu sekaligus diberi kesempatan untuk bereksplorasi.

Kalau kamu tertarik dengan produk-produk bercorak cantik hasil ecoprint, kamu bisa mengunjungi laman Asteraeco.id. Untuk kamu yang ingin membuat kreasi ecoprint sendiri, informasi workshop ecoprint (terlebih di Jogja) bisa juga kamu ketahui lewat postingan instagram @asteraeco.

Share this article :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *