Menstrual cup

Menstruasi Tanpa Iritasi: Pengalaman Menggunakan Menstrual Cup

Menstruasi bisa dibilang merupakan rutinitas bulanan yang dialami oleh setiap perempuan pada umumnya. Di Indonesia, produk yang paling familiar digunakan untuk menampung darah menstruasi adalah pembalut. Sayangnya, pemilik kulit sensitif seperti saya cenderung kurang nyaman menggunakan produk tersebut. Meski sudah memilih jenama pembalut yang paling nyaman untuk kulit sensitif, rasa lembap serta iritasi di area selangkangan tetap tidak bisa dihindari. Belum lagi tumpukan sampah pembalut bekas pakai berbahan plastik yang tidak sedikit.

Berkenalan dengan Menstrual Cup

Saat ini sudah tersedia beragam opsi untuk menampung darah menstruasi yang lebih nyaman serta ramah lingkungan. Salah satunya adalah cawan menstruasi atau menstrual cup. Informasi cukup lengkap dari produk ini saya ketahui melalui kanal youtube Put A Cup In It beberapa tahun yang lalu. Intinya, mens cup merupakan semacam cawan yang umumnya terbuat dari bahan silikon yang digunakan untuk menampung darah menstruasi. Produk ini cenderung lebih ramah lingkungan karena dapat dicuci dan digunakan berkali-kali, bahkan hingga sepuluh tahun. Selain itu, mens cup dapat digunakan hingga rentang waktu 12 jam. Hal ini tentu salah satu keunggulan penting apabila dibandingkan dengan pembalut sekali pakai.

Pada mulanya, saya ngeri juga membayangkan konsep penggunaan menstrual cup yakni memasukkannya ke dalam lubang vagina. Terlebih ukuran mens cup yang saya tahu pada waktu itu tampak cukup besar. Harganya pun masih terbilang cukup mahal karena harus diimpor dari luar negeri.

Kekhawatiran saya perihal ukuran mens cup yang terkesan intimidatif tadi memudar ketika saya menemukan beberapa jenama lokal yang menghadirkan produk mens cup dengan ukuran lebih kecil. Harganya pun lebih ekonomis apabila dibandingkan mens cup impor. Salah satunya adalah G Menstrual Cup atau GCup yang saya temukan via instagram. Tidak sekadar menjual produk, akun instagram tersebut juga kerap membagikan informasi edukatif terkait kesehatan reproduksi. Saya pun sempat berkonsultasi perihal ukuran yang paling sesuai dan dianjurkan untuk mencoba ukuran XS dengan diameter 38 mm atau ukuran paling kecil. Dengan kapasitas 15 ml, ukuran ini direkomendasika untuk pengguna pemula yang belum pernah melahirkan.

Pengalaman Menggunakan G Menstrual Cup

Bulan Februari 2022 lalu merupakan kali pertama saya mencoba menggunakan menstrual cup. Agar si menstrual cup dapat masuk dengan lebih lancar, saya juga membeli water based lubricant atas rekomendasi dari admin akun GCup. Sebelum digunakan, mens cup tersebut perlu disterilisasi terlebih dahulu dengan merebusnya selama 3-5 menit. Saat merebus, perlu dipastikan agar mens cup tidak langsung menyentuh dasar panci. Tujuannya agar menstrual cup lebih awet. Agar lebih mudah, saya memasukkan menstrual cup ke dalam whisk .

Sterilisasi menstrual cup

Memilih Metode Lipatan yang Sesuai

Agar dapat masukkan ke dalam vagina, mens cup perlu dilipat dan dibiarkan terbuka dengan sendirinya. Terdapat beberapa metode untuk melipat menstrual cup. Saya sendiri memilih untuk melipat dengan metode c-fold. Saya pernah mencoba jenis lipatan punch down, tapi sayangnya mens cup tersebut tidak mau terbuka dengan benar. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum menggunakannya.

Mencari Posisi Paling Nyaman

Kunci utama agar menstrual cup dapat masuk dengan sempurna adalah tubuh yang rileks. Saya sendiri cukup nyaman dengan posisi jongkok. Tidak lupa saya mengoleskan lubricant pada bagian atas mens cup. Pada awalnya terasa seperti ada yang mengganjal karena saya belum terbiasa. Lama-kelamaan, rasanya seperti tidak sedang menstruasi karena tidak ada rasa lembap seperti ketika menggunakan pembalut.

Mengosongkan dan Membersihkan Menstrual Cup

Mens cup GCup memiliki lubang kecil atau suction hole yang memunculkan efek vakum apabila bagian tangkainya ditarik ketika sedang digunakan. Untuk mengeluarkan mens cup, cubit sedikit ujungnya agar udara bisa sedikit masuk. Selanjutnya, tarik keluar dan tumpahkan darah menstruasi ke dalam kloset. Kemudian, bilas mens cup dengan air bersih dan pastikan suction holenya tidak tersumbat. Boleh juga dibersihkan dengan menggunakan sabun khusus atau pembersih kewanitaan. Usai siklus menstruasi, menstrual cup perlu disteriliasi kembali sebelum disimpan.

Memotong Tangkai Menstrual Cup Bila Diperlukan

Idealnya, seluruh bagian menstrual cup harus masuk ke dalam vagina ketika digunakan, termasuk bagian tangkainya. Sayangnya, meski sudah memilih ukuran paling kecil, ternyata tangkai mens cup saya masih sedikit menonjol dan bergesekan dengan celana dalam. Akibatnya, saya sempat mengalami kebocoran atau leaking, meski tidak terlalu banyak.

Ternyata jarak serviks saya termasuk rendah sehinggan mens cup tersebut tidak dapat masuk dengan sempurna. Saya pun memutuskan untuk memotong tangkai mens cup yang saya punya. Bagian yang sudah dipotong lantas saya haluskan dengan kikir agar tidak terasa tajam.

Menggunakan Menstrual Cup Membuat Saya Lebih Mengenali Tubuh Saya Sendiri

Setelah setengah tahun lebih menggunakan mens cup, satu hal penting yang bisa saya pelajari adalah saya jadi lebih mengenal tubuh saya sendiri. Dalam sekian kali siklus menstruasi, tentu beberapa kali saya juga mengalami leaking atau menstrual cup yang enggan terbuka. Hal ini tentu wajar karena tubuh juga perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Sejauh ini, saya sudah tidak pernah lagi mengalami iritasi selama menstruasi. Saya bahkan sudah bisa memasang mens cup tanpa bantuan lubricant mengingat darah serta cairan menstruasi dapat sekaligus berfungsi menjadi pelumas itu sendiri.

Selain jadi tahu kalau serviks saya rendah, saya juga makin paham mengenai menstrual flow saya. Pada hari-hari awal cenderung cukup deras sehingga saya harus mengosongkan mens cup sekitar 5 jam setelah digunakan. Kalau ada rezeki lebih, mungkin saya akan mencoba menstrual cup lain yang khusus untuk pemilik low cervix.

Share this article :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *